Melawan Takut

Makna sesungguhnya dari keberanian adalah takut. Lalu, dengan lutut gemetar, kau terus melangkah. Ya, kau memang harus terus melangkah. Kendati takut itu mengerubungimu. Dunia akan terus bergerak, dan adalah niscaya bagi siapa pun untuk terus bergerak juga. tak mungkin kau hanya terpaku, diam di tempat hanya gegara persoalan takut yang sedang kau alami sekarang ini.


Sumber: uc.blogdetik.com


Adalah alamiah, pula manusiawi tentang rasa takut yang kau alami. Tidak ada seorang pun manusia yang tak punya rasa takut di muka bumi. Takut adalah kewajaran segala makhluk dan kau tak perlu merasa naif karenanya. Tapi adalah sebenar-benarnya naif bagi seseorang yang tak mampu mengendalikan rasa takutnya sendiri. 

Takut layaknya emosi. Ia tak mungkin disingkirkan jauh jauh sampai dalam pribadi kita rasa itu benar benar enyah sama sekali. Mustahil. Takut layaknya emosi yang tak perlu kau buang jauh jauh, kecuali kau berusaha sekuat tenaga, pelan pelan saja, untuk bagaimana mengendalikannya. Berusaha mencari akal bagaimana mendewasakan emosi demi meredam rasa takut yang datang tiba tiba. 

Barangkali membayangkan objek yang kau takutkan itu serupa dengan perihal yang membuatmu tertawa adalah salah satu caranya. Ibarat kata ketika kau dapati kecoa yang selama ini kau takuti. Untuk kemudian kau memvisualisasikan bentuk, gerak, berikut gestur tubuhnya ketika ia merayap kemana mana sama dengan gaya seseorang yang selama ini menjemukanmu di tempat kerjaan misalnya. Mungkin itu bukanlah sebuah dosa besar. Sebab yang terpenting itu kecoa telah berubah menjadi seseorang yang patut kau tertawakan seorang diri hingga rasa takut itu mutlak terkendali. 

Hanya saja, setelah itu, lekas lekaslah kau beristighfar. Menyamakan kecoa dengan dia yang kau benci itu juga termasuk dalam kategori kurang ajar. 

No comments:

Post a Comment