Hunian Baru dan Bom Sarinah

Mobil pick up yang aku booking semalam tiba tepat pukul 12.00 siang tadi. Semua barang-barang yang akan aku bawa ke tempat baru sudah dikemas sejak 2 hari yang lalu. Proses pemindahan barang dari kontrakan lama ke hunian baruku selesai hanya dalam hitungan 2 jam.  Aku memutuskan untuk tidak terlalu memaksakan diri membereskan semuanya sekaligus. Yang penting salah satu kamar bisa kupakai untuk istirahat nanti malam.

Bersyukur, bisa tinggal di tempat yang lebih nyaman begini rupa. Tak luas dengan perlengkapan seadanya. Tapi cukup yakin, ini tempat bisa cukup nyaman untuk aku tinggali sampai beberapa bulan atau setahun ke depan. Aku yakin, seyakin aku akan kemudahan hidup yang Tuhan sudah atur untukku, hari ini, besok dan seterusnya. 

Aku bersyukur, sebagaimana bersyukurnya aku saat tinggal di kontrakan sebelumnya. Aku  cukup beruntung bisa dapat kontrakan yang cukup luas dengan harga relatif murah untuk ukuran Jakarta. Meski atap dan dindingnya yang serba lapuk dimakan usia. Kadang dindingnya mengeluarkan pasir saat terbentur benda keras. Atap asbesnya yang sudah usang, gampang seklai rontok setiap Thomas, si kucing tetangga iseng naik ke atas. Alhasil, jadilah aku tambal sulam dinding dan atap saban hari. 

Tapi, seperti halnya pacaran, tak elok jika kau kata-katai kekurungan kekasihmu, sementara kau masih saja bersamanya. Maka mensyukuri apa yang ada, menghargai serta mencintai kelebihan dan kekurangannya, adalah solusi untuk kedua perkara itu, pacaran dan tempat tinggal. 

Keputusan pindah ini, bukan karena aku tak lagi mensyukuri berkah kontrakan sebelumnya, tapi adalah karena harapan untuk bisa hidup lebih nyaman dan tertata. Aku bernapas lega sembari menatap 8 kardus barangku berikut dengan lemari, dispenser, TV, kulkas dan beberapa barang lain. Aku, sesekali mengintip ke kedua kamar, memastikan design interiorku masuk akal dengan ruang yag tersedia. 

Rumah ini tak bisa diisi dengan bayak barang seperti kontrakan sebelumnya. toh aku juga tidak butuh barang-barang sebanyak sebelumnya. Maka, cukup memilih barang-barang yang dibutuhkan saja untuk diangkut kesini. Ya, kadang butuh keberanian untuk membiarkan sesuatu yang tidak kau butuhkan untuk dimiliki oleh orang yang lebih membutuhkan. Dan kadang, kita tidak sadar bahwa kita tidak membutuhkan hal atau barang itu. Sehingga hal itu terus kita simpan, mencipatkan ketergantungan tersendiri. 

Di luar, hingar bingar bom sarinah belum jua reda. Serangan bom di Sarinah jalan MH Thamrin sekitar pukul 10.40 pagi tadi masih menyisakan kehebohan luar biasa seantero negeri. Bahkan, kejadian ini ikut berimbas terhadap pasar modal, nilai rupiah melorot ke posisi 13.943 per dollar AS. 

Sebagai bentuk perlawanan terhadap teroris itu, sekelompok orang dengan sigap menyuarakan berbagai seruan, semisal "KamiTidakTakut" atau "WeAreNotAfraid". Sebagian lain mengalihkannya dengan menciptakan humor atau meme bom sarinah. 

Sudahlah, sebaiknya aku fokus saja menyelesaikan urusan pindahanku ini.